Filosofi dan Sejarah Ketupat sebagai Simbol Lebaran

Source: Shutterstock/Ika Rahma H

Lebaran, momen kemenangan bagi umat Muslim setelah sebulan penuh berpuasa, selalu identik dengan kehadiran ketupat. Hidangan khas yang terbuat dari beras dan dibungkus anyaman daun kelapa muda ini bukan sekedar sajian kuliner, tetapi juga simbol budaya yang kaya akan makna. Di balik bentuknya yang sederhana, ketupat menyimpan sejarah panjang dan filosofi mendalam yang mencerminkan nilai-nilai luhur budaya Indonesia. Artikel ini akan mengupas tuntas sejarah ketupat, makna filosofis yang ada pada bentuk dan wujudnya, serta mengapa hidangan ini begitu identik dengan perayaan Lebaran.

Mengapa Ketupat Identik dengan Lebaran?

Ketupat, hidangan yang terbuat dari beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda, telah menjadi simbol yang tak terpisahkan dari perayaan Lebaran di Indonesia. Kehadirannya bukan sekedar tradisi kuliner, tetapi juga sarat dengan makna filosofis yang mendalam.

Sejarah Ketupat

Asal-usul dan Perkembangan Ketupat dalam Budaya Indonesia

Sejarah ketupat di Indonesia memiliki akar yang kuat dalam tradisi budaya Jawa. Konon, ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo, pada abad ke-15 atau ke-16.

Sunan Kalijaga menggunakan ketupat sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran Islam di Jawa. Beliau memperkenalkan dua istilah, yaitu “kupat” dan “lebaran”. “Kupat” berasal dari kata bahasa Jawa “ngaku lepat” yang berarti “mengakui kesalahan”, sedangkan “lebaran” berarti “pintu ampunan” atau “berakhirnya waktu puasa”.

Ketupat kemudian menyebar ke berbagai daerah di Indonesia dan menjadi bagian dari tradisi Lebaran. Setiap daerah memiliki variasi ketupatnya sendiri, baik dari segi bentuk, ukuran, maupun cara penyajian.

Filosofi Ketupat

Ketupat, dengan bentuk dan isinya yang khas, menyimpan makna filosofis yang mendalam di setiap aspeknya, menjadikannya simbol Lebaran yang kaya akan nilai-nilai luhur. Anyaman daun kelapa muda yang membentuk bungkus ketupat bukanlah sekadar teknik kerajinan, tetapi melambangkan kompleksitas kehidupan manusia. Setiap lilitan dan simpul pada anyaman mencerminkan perjalanan hidup yang penuh liku, tantangan, dan kesalahan. Kerumitan anyaman ini menggambarkan betapa manusia tidak luput dari khilaf dan dosa. Namun, di balik kerumitan itu, tersimpan harapan akan pengampunan dan pembersihan diri.

Di dalam anyaman yang rumit itu, terdapat beras yang menjadi inti dari ketupat. Beras ini melambangkan kesucian hati setelah sebulan penuh berpuasa. Selama Ramadan, umat Muslim berupaya menahan diri dari segala bentuk nafsu dan dosa, sehingga hati mereka diharapkan menjadi bersih dan suci. Ketika ketupat dibelah, terdapat nasi putih yang melambangkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan. Warna putih ini adalah simbol dari fitrah manusia yang kembali bersih setelah menjalani proses pembersihan diri selama Ramadan.

Lebih dari sekadar makanan, ketupat adalah pengingat akan pentingnya introspeksi diri, pengakuan kesalahan, dan permohonan ampunan. Melalui ketupat, kita diajak untuk merenungkan perjalanan hidup, mengakui kesalahan, dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Ketupat juga menjadi simbol persatuan dan kebersamaan, karena biasanya disajikan dan dinikmati bersama keluarga dan kerabat, mempererat tali silaturahmi di hari yang fitri.

Bentuk ketupat yang segi empat melambangkan “kiblat papat limo pancer“, yang bermakna empat arah mata angin dan satu pusat. Ini melambangkan bahwa kemanapun manusia pergi, mereka harus selalu ingat kepada Tuhan. Janur kuning yang digunakan sebagai pembungkus ketupat juga memiliki makna filosofis tersendiri. Warna kuning pada janur dipercaya sebagai penolak bala.

Ketupat bukan sekedar hidangan Lebaran, tetapi juga simbol budaya yang kaya akan makna. Melalui ketupat, kita diingatkan untuk selalu introspeksi diri, mengakui kesalahan, dan memohon ampunan kepada Tuhan dan sesama manusia.

Selain ketupat, berbagi makanan manis merupakan kegiatan yang juga erat dikaitkan dengan perayaan hari raya Idul Fitri. Ann’s Bakehouse & Creamery memiliki rangkaian kreasi yang khusus dibuat dalam rangka Lebaran 2025, Oasis of Serenity.

Dengan hampers, kue kering, dan berbagai kue yang bisa kamu bagikan dengan orang-orang terkasih, Ann’s dapat membuat perayaan Lebaranmu lebih menyenangkan. Kamu bisa memesan kue Ann’s melalui annsbakehouse.com atau secara langsung di toko kami.

Read More: Kirim Kue Lebaran ke Seluruh Indonesia? Ann’s Punya Solusinya!

Sabrina Putribening Indrarto

Sabrina Indrarto (Sasha) is a Social media & community manager with a knack for content writing and a severe tiramisu addiction

Post navigation

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image

Kue Basah Yang Cocok untuk Buka Puasa dengan Orang-orang Terkasih

Fasting to Feasting: Healthy Eating Tips for a Balanced Eid Celebration

Ann’s Hampers Lebaran 2025: Berbagi Kebahagiaan di Hari Raya dengan Sentuhan Elegan

The Perfect Eid Dessert: Bite-Sized Cake Elegance or Large Cakes for Gatherings?